Di hari lahirmu, Pancasila
Bambang Aribowo
kita berdiri di tengah upacara,
Kita nyanyikan lagu kebangsaan,
tapi tak lagi mendengar jerit petani, buruh, dan anak-anak yang kelaparan di balik iklan pembangunan.
Pancasila
jika kau masih hidup,
maafkan kami yang membiarkanmu dibunuh pelan-pelan,
bukan oleh musuh dari luar,
tapi oleh rakus, oleh lupa, oleh diam.
Kami menulis namamu di dinding,
tapi membiarkan keadilan roboh di jalanan.
Kami ajarkan kau di sekolah,
tapi melupakanmu saat kekuasaan bisa dibeli.
Dan jika suatu hari kau pergi
bukan karena kalah,
tapi karena kami terlalu sibuk mencintai diri sendiri
maka jangan salahkan musuh,
salahkan kami yang memilih nyaman
daripada berjuang.
Pancasila tak akan mati,
tapi bisa ditinggal
Jika kita terus menutup mata.
No comments:
Post a Comment