Segitiga Pembelajaran Mendalam: Membangun Kolaborasi Bermakna antara Guru, murid, dan Orangtua.
Bambang Aribowo
Mendikdasmen berharap bahwa
pendekatan Deep Learning yang lebih humanis ini dapat membantu
mengembangkan 8 dimensi profil lulusan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan,
yaitu keimanan dan ketakwaan, kewargaan, penalaran kritis, kreativitas,
kolaborasi, kemandirian, kesehatan, dan komunikasi.
Pembelajaran
sejati adalah pembelajaran yang menyentuh hati, menghidupkan kesadaran, dan
mengubah cara berpikir serta bertindak. Konsep ‘pembelajaran mendalam’ bukan
hanya bicara soal seberapa jauh siswa memahami pelajaran, tapi juga seberapa
dalam setiap pihak yaitu guru, murid, dan orang tua memahami peran mereka
masing-masing dalam ekosistem pendidikan.
Saya menyebutnya
sebagai Segitiga Pembelajaran Mendalam. Tiga titik penting yang saling
berkaitan erat, membentuk sistem pembelajaran yang saling mendukung, saling
menguatkan, dan saling tumbuh bersama. Guru, murid, dan orang tua adalah tiga
aktor utama dalam proses belajar yang harus hadir secara utuh bukan sekadar
secara fisik, tapi juga secara emosional dan spiritual.
Guru, dalam
segitiga ini, bukan lagi sekadar penyampai informasi. Ia adalah pembimbing,
fasilitator, bahkan teladan yang memancarkan nilai-nilai. Guru yang memahami
perannya secara mendalam tidak hanya mengajarkan apa yang ada di buku, tetapi
juga menanamkan nilai kehidupan, membangun relasi, dan menciptakan ruang aman
bagi murid untuk bertumbuh. Guru hadir dengan empati, kesabaran, dan semangat
untuk menghidupkan potensi dalam diri siswa.
Murid pun bukan
lagi hanya objek pembelajaran. Murid adalah subjek aktif yang memiliki rasa
ingin tahu, suara, dan tanggung jawab atas pembelajarannya sendiri. Murid yang
menyadari perannya secara mendalam akan tumbuh menjadi individu yang reflektif,
kritis, dan sadar tujuan. Mereka belajar bukan untuk nilai, tapi untuk makna.
Bukan untuk sekadar lulus ujian, tapi untuk memahami kehidupan.
Dan orang tua
mereka adalah pendamping abadi anak-anak mereka. Dalam segitiga ini, orang tua
berperan sebagai pelengkap dan penguat proses belajar di rumah. Orang tua yang
memahami perannya secara mendalam tidak akan menekan anak dengan harapan yang
tidak realistis, tetapi hadir sebagai teman perjalanan yang empatik. Mereka
mendengar, memahami, dan menyemangati, bukan hanya menilai dari angka-angka di
rapor.
Ketika tiga peran
ini dijalankan dengan kesadaran dan empati yang tinggi, maka terbentuklah
sinergi luar biasa. Guru, murid, dan orang tua menjadi tim yang solid dalam
menciptakan pengalaman belajar yang utuh dan bermakna. Inilah makna sejati dari
Segitiga Pembelajaran Mendalam: pembelajaran yang menghidupkan, menyentuh, dan
membebaskan.
Mari kita mulai
dengan kesadaran. Kita refleksikan kembali peran kita dalam segitiga ini.
Apakah kita sudah hadir secara mendalam? Apakah kita sudah benar-benar memahami
kebutuhan dan potensi satu sama lain? Pendidikan yang besar lahir dari hubungan
yang mendalam dan segalanya bermula dari kita sendiri.
No comments:
Post a Comment